AYO JAGA JARAK

K T I ( SATU)

 

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA
MATERI Objek IPA DAN PENGAMATANNYA
SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 PRAGAAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

 

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Guna kenaikan pangkat dan golongan III/d ke IV/a


 

                                                                          

  

 

 

 

 

OLEH :

NURPUJIONO

NIP. 197206261998031010

 

 

 

 

 

 

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 1 PRAGAAN

2014

 

 

 

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

 

 

Judul  : PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATERI Objek IPA DAN PENGAMATANNYA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 PRAGAAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

 

Menyetujui dan mengesahkan untuk diajukan mendapatkan Penetapan Angka Kredit Kenaikan Pangkat dalam Jabatan Fungsional Guru

 

 

 

Mengetahui

Kepala Sekolah

 

 

 

Achmad Guffron S.Pd

NIP. 19620803 198302 1 004

 

Peneliti

 

 

 

Nurpujiono

NIP. 197206261998031010

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LEMBAR PUBLIKASI

DISERAHKAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN

DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 1 PRAGAAN

 

 

 

Nomor Registrasi            :          

Tanggal                            :   21 Juli 2014

 

 

 

 

 

Sumenep, 21 Juli 2014

Pengelola Perpustakaan

 

 

Akh. HARIYANTO, S.Sos

NIP. 19730131 200801 1 006

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya ilmiah dengan judul PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATERI Objek IPA DAN PENGAMATANNYA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 PRAGAAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”. penulisan karya ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan karya ilmiah remaja.

Dalam penyusunan  karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih ucapkan dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada.

1.      Rekan-rekan Guru SMP Negeri 1 Pragaan.

2.      Siswa-siswi kelas VIIa SMP Negeri 1 Pragaan.

3.      Semua fihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.

 

 

Sumenep, 21 Juli 2014

 

Penulis,

 

                                                                             

 

 

 

DAFTAR ISI

Halaman

 

                                                                            

 

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii

LEMBAR PUBLIKASI ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

ABSTRAK............................................................................................................. v.....

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 4

C.     Tujuan Penelitian....................................................................................... 5

D.    Manfaat Penelitian.................................................................................... 5

E.     Batasan Masalah....................................................................................... 5

 

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.    Hakikat Belajar Dan Pembelajaran........................................................... 6

B.     Proses Belajar Mengajar............................................................................ 8

C.     Pembelajaran Berbasis Portofolio............................................................. 9

 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.    Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian................................................... 23

B.     Rancangan Penelitian.............................................................................. 23

C.     Instrumen Penelitian............................................................................... 26

D.    Metode Pengumpulan Data.................................................................... 27

E.     Teknik Analisa Data................................................................................ 27

 

 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Analisis Item Butir Soal.......................................................................... 31

B.     Analisis Data Penelitian Persiklus........................................................... 31

C.     Pembahasan............................................................................................. 41

 

BAB V PENUTUP

A.    Kesimpulan............................................................................................. 43

B.     Saran....................................................................................................... 43

 

DAFTAR PUSTAKA

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Kurikulum 2004 menitik beratkan pada pencapaian kompetensi dasar yang harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa. Kompetensi tersebut dapat diukur dan diamati berdasarkan indikator pembelajaran. Indikator pembelajaran akan dicapai dan dikuasai melalui pengalaman pembelajaran. Pengalaman pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum 2004 lebih menekankan pada aktifitas siswa yang kongkrit dalam proses belajar. Peran guru hanya sebagai fasilitas dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang dikembangkan pada saat sekarang ini, dan diyakini memiliki relevansi tinggi adalah model pembelajaran berbasis portofolio.

Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah, yang dalam pelaksanaannya sekolah diberi kebebasan memilih strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, guru, serta kondisi nyata sumberdaya yang tersedia dan siap di dayagunakan di sekolah. Pemilihan dan pengembangan strategi, pendekatan strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran hakekatnya berpusat pada peserta didik (student centered), agar dapat melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pembelajaran harus menekankan pada praktek, dengan pendayagunaan masyarakat dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

Yang terjadi persoalan pokok dalam proses pembelajaran ialah bagaimana memilih dan menggunakan strategi belajar mengajar. Strategi belajar mengajar merupakan alat interaksi di dalam proses belajar mengajar. Strategi belajar mengajar yang digunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang dikembangkan pada saat sekarang ini, dan diyakini memiliki relevansi tinggi adalah model pembelajaran berbasis portofolio.

Pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalamanam belajar praktek-empirik. Model pembelajaran ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar masyarakat, sehingga proses pembelajaran terpusat pada siswa (Student Centered).

Namun demikian dalam kenyataannya masih terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang terjadi pada pembelajaran di kelas, yaitu masih ditemuinya dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPA  dengan menitik beratkan pada dominasi guru dan siswa diperlakukan secara pasif. Kenyataan ini menjadikan siswa kurang memahami apa yang diharapkan dalam kurikulum, sehingga hasil belajar yang diharapkan kurang memuaskan.

Sehubungan dengan permasalahan ini, dicoba untuk mengatasi melalui pembelajaran yang menitikberatkan pada siswa agar dapat belajar secara aktif memiliki inovasi yang tinggi dengan dilakukan strategi pembelajaran berbasis portofolio. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan uraian di atas, judul yang diambil oleh penelitian dalam penelitian ini adalah PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN  BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATERI Objek IPA DAN PENGAMATANNYA SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 1 PRAGAAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1.      Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran berbasis potofolio ?

2.      Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran berbasis potofolio terhadap motivasi belajar siswa?

C.    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1.      Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran berbasis potofolio.

2.      Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis potofolio.

 

D.    Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat :

1.      Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Objek IPA dan Pengamatannya.

2.      Meningkatkan motivasi pada pelajaran IPA .

3.      Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi IPA .

 

E.     Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembelajaran masalah meliputi :

1.      Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Pragaan tahun pelajaran 2014 / 2015 .

2.      Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli semester ganjil tahun pelajaran 2014 / 2015 .

3.      Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Objek IPA dan Pengamatannya.

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

A.    Hakikat Belajar Dan Pembelajaran

Belajar tidak akan pernah lepas dari  manusia karena pada hakikatnya belajar dilakukan manusi sepanjang hayat atau sekurang-kurangnya dia terus belajar walaupun sudah lulus sekolah. Di era  globalisasi dewasa ini yang mana situasi lingkungan terus berubah seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kearah yang lebih modern, belajar menjadi suatu kebutuhan yang penting.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami, dilakukan dan dihayati oleh siswa itu sendiri, dimana siswa adalah penentu terjadi atau tindakan proses belajar, proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan baik itu berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati & Mudjiono, 1997:7).

Pada abad sekarang ini banyak teori-teori belajar yang dikemukakan oleh para ahli, berikut iniakan dikemukakan beberapa teori belajar, pengertian belajar menurut pandangan teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon, seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2005 : 20). Teori kognitif mendefinisikan belajar sebagai perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang tampak sehingga dapat diasumsikan bahwa proses belajar akan berlajar dengan baik jika materi pelajaran atau informsi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang (Budiningsih, 2005 : 51).

Pandangan konstruktivistik memandang belajar merupakan usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui asimulasi dan akomodasi yang menuju pada struktur kognitifnya, belajar merupakan  suatu proses  pembentukan pengetahuan yang mana pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari sehingga guru harus dapat menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun pada akhirnya yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat siswa itu sendiri atau dengan istilah lain kendali belajar sepenuhnya ada pada diri siswa (Budiningsih, 2005 : 58).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan ciri-ciri kegiatan belajar adalah:

  1. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu pembelajaran.
  2. Perubahan itu tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat tampak pada kesempatan yang akan datang.
  3. Perubahan itu pada intinya adalah didapatkannya kecakapan baru.
  4. Perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

Sedangkan pembelajaran menurut Gagne (dalam Saputra, dkk, 2003:31) pembelajaran adalah ”seperangkat peristiwa yangdiciptakan dan dirancang untuk mendorong, menggiatkan, dan mendukung belajar siswa.”

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yanglebih baik, dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingungan. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku.

Pembelajaran memuat dua proses kegiatan yaitu kegiatan guru dan kegiatan siswa. Kegiatan siswa adalah melakukan kegiatan belajar. Sedangkan kegiatan guru adalah melakukan proses dan menjadikan siswa belajar.

Saputra, dkk, 2003:5 menyebutkan bahwa :

Pembelajaran adalah tindakan yang dirancang untuk menghasilkan terjadinya proses belajar. Dimasa lampau peranan guru yang utama adalah penyebar informasi. Tindakan pembelajaran yang dilakukan guru antara lain adalah berceramah kepada sejumlah anak dikelas, memelihara disiplin kelas, dan mengevaluasi tiap-tiap siswa secara hati-hati melalui tanya jawab atau tes, tetapi seiring dengan perkembangan pengetahuan dan semakin kompleksnya pengetahuan manusia sekarang ini. Tindakan pembelakaran yang diperankan guru tidak sekedar sebagai penyebar informasi tetapi juga memegang berbagai peranan antara lain sebagai fasilitator, orang sumber, organisator, moderator maupun evaluator.

 

Dalam mencipatakan kendisi belajar guru menggunakan berbagai macam metode dan strategi, salah satunya adalah pembelajaran Berbasis Portofolio sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran memahami materi-materi yang diberikan oleh guru diberikan oleh guru dan dapat menerapkannya dikemudian hari.

 

B.     Proses Belajar Mengajar

Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000:5).

Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setalah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000:5).

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangan peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa ataas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar IPA  meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran kelangsungan hidup makhluk hidup.

 

C.    Pembelajaran Berbasis Portofolio

  1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Potrtofolio

Portofolio pada mulanya hanya sebagai wujud benda fisik, artinya sebagai kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan pada suatu bendel misalnya hasil tes awal, tugas-tugas, catatan anekdot, piagam penghargaan, hasil tes akhir. Sebagai proses sosial paedagogis, portofolio merupakan kumpulan dari pengalaman belajar (collection of learning experience) dan ini dapat berupa pengetahuan (cognitive), ketrampilan (skill), nilai atau sikap (affective) yang terdapat dalam pikiran peserta didik (Dasim Budimansyah : 2002). Lebih lanjut Dasim menjelaskan bahwa portofolio sebagai konsep pembelajaran dan konsep penilaian, yang dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio (portofolio based assement).

Pembelajaran berbasis portofolio memposisikan siswa sebagai titik sentralnya (student oriented). Dalam proses pembelajaran siswa harus dimotivasi untuk mau dan mampu melakukan sesuatu untuk memperkarya pengalaman pekerjaannya dengan lebih mengintensifkan interaksi dengan lingkungannya. Dengan interaksi ini diharapkan mampu m embangun pemahaman terhadap dunia sekitar, kepercayaan dari dan kepribadian siswa yang paham akan keanekaragaman yang pada gilirannya dapat tumbuh sikap positif dan perilaku toleran terhadap kebhinekaan dan perbedaan pola kehidupan.

Dengan demikian pembelajaran portofolio merupakan model pemelajaran partisipatorik, yaitu belajar sambil menjalankan (learning by doing) dengan proses sebagai berikut (1) mengidentifikasi masalah, (2) memilih masalah sebagai bahan kajian kelas, (3) mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji, (4) mengembangkan portofolio kelas, (5) menyajikan portofolio, dan (6) merefleksikan engalaman belajar.

  1. Tujuan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Tujuan dari model pembelajaran berbasis portofolio adalah untuk memberikan berbagai ketrampilan kepada siswa terutama yang berkaitan dengan kepekaan dalam menemukan dan menentukan permasalahan yang mendesak untuk segera dipecahkan, merumuskan format permasalahan, menentukan sebagai sumber yang diperkirakan dapat membantu memecahkan permasalahan, melatih melakukan pengumpulan data atau informasi terhadap berbagai sumber yang berhubungan dengan kebijakan publik, merumuskan format laporan hasil pengumpulan data dan menyajikan portofolio yang berisi upaya pemecahan masalah-masalah kemasyarakatan. Dengan demikian penerapan model pembelajaran berbasis portofolio adalah memberikan bekal pengalaman langsung kepada siswa tentang berbagai permasalahan yang ada dan muncul di masyarakat. Selanjutnya siswa berupaya mencarikan solusi terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui tindakan yang cukup teruji.

 

  1. Prinsip-prinsip Pembelajaran Praktek Belajar Berbasis Portofolio

Menurut A. Kosasih Djahari (2001), dalam proses pembelajaran prinsip utamanya adalah proses keterlibatan seluruh/sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan non fisik) dan kebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan di masa  yang akan datang (life skill). Dalam pembelajaran praktek berbasis portofolio ada 7 prinsip, yaitu : cooperative group learning, student based, demokratis-humanistik dan transfarans, factual based (materi belajar dikaitkan dengan kehidupan), multi dimensional, yakni multi domain, multi gatra, multi media/sumber dan multi penilaian, fungsi guru sebagai fasilitas, dan tempat : kelas; sekolah dan luar sekolah (M. Nur Rokhman dkk, 2003).

Sementara itu Dasim Budimansyah (2002), secara garis bersar menyatakan, bahwa prinsip pembelajaran portofolio pada intinya adalah sebagai berikut :

1)                           Empat Pilar Pendidikan

Empat pilar pendidikan sebagai landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah learning to do, learning to know, learning to be, and learning to live together, yang dicanangkan UNESCO. Hal ini mengandung arti, bahwa dalam pembelajaran kita tidak boleh memperlakukan perserta didik bak botol kosong yang selalu dijejali berbagai informasi melalui ceramah.

2)                           Pandangan Konstruktivisme

Kontruktivisme mengajarkan tentang sifat dasar manusia belajar. Menurut Kontruktivisme belajar adalah contructing understanding atau knowledge. Dengan cara mencocokkan fenomena, ide atau aktivitas yang baru dengan pengetahuan yang telah ada dan percaya bahwa sudah dipelajari. Dalam hal ini kata kuncinya adalah contruc. Konsekwensinya siswa dalam proses pembelajaran seharusnya bersungguh-sungguh membangun ini atau makna dalam sudut pandang pembelajaran bermakna bukan sekedar hafalan atau tiruan.

3)                           Democratic Teaching

Melalui kegiatan pembelajaran Praktek IPA  Berbasis Portofolio peserta didik dilatih dan dibiasakan untuk hidup berdemokrasi. Proses demokrasi dimulai dari perumusan permasalahan kelas sampai pada penyajian portofolio. Hal ini nampak pada aktivitas dan kreativitas siswa yang begitu bebas untuk mengekpresikan berbagai pengalaman belajarnya. Hal ini sudah barang tentu merupakan upaya positif dalam mewujudkan kehidupan demikrasi, termasuk di negara Indonesia.

 

4)                           Prinsip Belajar Siswa Aktif

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Praktek Belajar IPA  Berbasis Portofolio nampak sekali. Hal ini dapat dilihat dari tahap-tahap atau langkah-langkah kegiatan, dimana hampir semua langkah kegiatan melibatkan seluruh aktivitas siswa.

5)                           Kelompok Belajar Kooperatif

Proses pembelajaran dengan Pendekatan Praktek IPA  Berbasis Portofolio secara jelas dan menerapkan sistem belajar kooperatif, yaitu proses pembelajaran yang berbasis kerjasama. Kerjasama antar siswa dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait.

6)                           Pembelajaran Partisipatorik

Proses pembelajaran dengan Pendekatan Praktek Belajar IPA  Berbasis Portofolio juga menganut prinsip dasar pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar sambil menjalankan (learning by doing). Salah satu bentuk perjalanan hidup berdeokrasi. Sebab dalam tiap langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktek hidup berdemokrasi.

Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Pada saat berlangsungan perdebatan, siswa belajar mengemukakan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik, dengan tetap berkepala dingin.

7)                           Reactive Teaching

Proses pembelajaran dengan Pendekatan Praktek Belajar IPA  Berbasis Portofolio guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan dapat tercipta kalau guru dapat menyakinkan siswa akan kegunaan materi pembelajaran bagi kehidupan nyata. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik, tidak membosankan. Guru harus punya sensitifitas yang tinggi untuk segera mengetahui kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa. Jika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk menanggulanginya. Inilah tipe guru yang kreatif itu. Ciri guru kreatif itu diantaranya adalah sebagai berikut : menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai sesuatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan segera mengenali materi atau metode pembelajaran yang membuat siswa bosan. Bila hal ini ditemui, ia segera menanggulanginya.

Model pembelajaran berbasis portofolio mensyaratkan guru yang kreatif, sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan model ini, siswa ragu dan bahkan malu untuk mengemukakan pendapat.

 

  1. Langkah-langkah Pembelajaran Praktek Belajar Berbasis Portofolio

a.       Mengidentifikasi Masalah; guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil (3 – 4 orang), setiap kelompok diminta mencari satu masalah (misalnya yang terdapat dalam surat kabar bekas yang sebelumnya telah disiapkan oleh guru), lalu mendiskusikannya dengan kelompok kecil tersebut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kedalam format identifikasi dan analisis masalah.

b.      Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas; membuat daftar masalah yakni setiap kelompok kecil yang telah selesai mengidentifikasi dan menganalisis masalah dengan dukungan informasi yang telah memadai, menetapkan satu masalah dan menuliskannya dalam daftar masalah di papan tulis, demikian seterusnya diikuit oleh kelompok-kelompok kecil lainnya sehingga akan terdapat sejumlah masalah yang tertera pada daftar masalah. Kemudian melakukan pemungutan suara (voting), proses pemilihan dilakukan dua tahap, pertama setiap siswa menentukan tiga pilihan secara terbuka sehingga akan terdapat tiga masalah yang paling banyak dipilih, tahap kedua setiap siswa hanya memilih satu masalah sehingga diharapkan akan terpilih satu masalah untuk kajian kelas.

c.       Mengumpulkan Informasi Tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas; kegiatan kelas mengidentifikasi sumber-sumber informasi (contohnya perpustakaan, kantor penerbitan surat kabar, pakar hukum, kepolisian, kantor legislatif, Pemda, Ormas, internet, dan sebagainya). Kemudian tugas pekerjaan rumah yaitu kelas dibagi tim-tim peneliti, setiap tim peneliti bertanggung jawab mengumpulkan informasi dari sumber yang berbeda (siswa melakukan kunjungan kesumber informasi).

d.      Mengembangkan Portofolio Kelas; spesifikasi portofolio yakni meliputi dua deksi, yaitu portofolio seksi penayangan dan seksi dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat showcase. Adapun portofolio seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit (binder) yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok portofolio. Kemudian berbentuk kelompok portofolio, yakni kelas dibagi empat kelompok portofolio, kelompok portofolio satu menjelaskan masalah, kelompok portofolio kedua mengkaji kebijakan alternatif, kelompok ketiga mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah, dan kelompok keempat membuat rencana tindakan.

e.       Penyajian Portofolio (show-case)

1)      Tujuan show-case yaitu untuk :

a)      Menginformasikan kepada hadirin tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi di masyarakat.

b)      Menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah sehingga hadirin dapat memahami keuntungan dan kerugian dari setiap kebijakan tersebut.

c)      Mendiskusikan kebijakan yang dipilih kelas sebagai kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah.

d)     Membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan kebijakan publik.

Setiap tujuan pokok di atas sesuai dengan tugas keempat kelompok portofolio yang bertanggung jawab terhadap penayangan portofolio kelas. Oleh karena itu selama penyajian portofolio setiap kelompok bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan tersebut.

2)      Persiapan

Hal yang heris dipersiapkan sebelum show-case diadakan adalah portofolio itu sendiri, penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri dan moderator.

3)      Pembukaan

Pertama-tama moderator membuka mengimformasikan masalah yang memperkenankan mempersilahkan anggota dewan juri baik portofolio seksi penayangan dokumentasi.

 

4)      Penyajian lisan kelompok portofolio 1

5)      Tanya jawab lisan kelompok portofolio 1

6)      Penyajian lisan kelompok portofolio 2

7)      Tanya jawab lisan kelompok portofolio 2

8)      Penyajian lisan kelompok portofolio 3

9)      Tanya jawab lisan kelompok portofolio 3

10)  Penyajian lisan kelompok portofolio 4

11)  Tanya jawab lisan kelompok portofolio 4

12)  Tanggapan hadirin

13)  Pengumuman dewan juri

  1. Penilaian Pembelajaran Berbasis Portofolio

a.       Pengertian penilaian portofolio

Portofolio pada mulanya hanya merupakan kumpulan tugas pengalaman belajar, dan hasil kerja belajar siswa sendiri. Dari sekumpulan itulah pengajar menilai hasil kerja pembelajar, sehingga hasil penilaian tidak hanya mengandalkan hasil tes akhir yang kadang-kadang bisa tidak valid karena hasil kerja seorang pembelajar pada saat tes akhir dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi pada saat mengarjakan tes tersebut, seperti pembelajar sedang sakit dan/atau kurang konsentasi yang dapat menghasilkan lukisan yang tidak baik pada saat itu.

Penilaian portofolio, pada sisi lain, merupakan penyempurnaan dan pengembangan portofolio dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang dipakai dalam merencanakan, mengumpulkan, dan menganalisis berbagai (sumber) data yang terkumpul melalui portofolio.

b.      Karakteristik model penilaian portofolio

Model penilaian portofolio mempunyai kareakteristik sebagai berikut (1) Komprehensif : dalam menilai hasil pekerjaan pembelajaran model portofolio menggunakan teknik penilaian formal dan informal, memfokuskan tidak saja pada produk tetapi juga proses pembelajaran, berusaha memahami perkembangan bahasa pembelajar dalam kebahasaan, kognitif, metakognitif, dan aspek afektif, terdiri dari masukan yang berasal dari guru, pembelajar, dan tujuan belajar, dan menekankan pada pengembangan akademik di samping pengembangan informasi; (2) terencana dan sistematis : penilaian portofolio direncanakan dengan matang sebelum melaksanakannya, anggota tim portofolio menyusun garis-garis besar portofolio, isi portofolio, jadwal pengumpulan data dan kriteria kinerja pembelajar, dan penilaian portofolio haruslah mempunyai tujuan yang jelas; (3) informatif : informasi harus bermakna bagi guru , pembelajar, dan orang tua, berguna untuk penyesuaian pengajaran dan kurikulum terhadap kebutuhan pembelajar, merupakan mekanisme umpan balik secara pendidik bagi guru dan pembelajar dan sistem untuk mengevaluasi keterpakaian dan kelengkapan informasi yang terpukul; (4) terpola : model penilaian terpola sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh model penilaian, tujuan pelajaran, dan kebutuhan penilaian kegiatan pembelajar; (5) outentik : informasi didasarkan pada tugas-tugas penilaian dengan aktivitas autentik. Tugas-tugas dikerjakan pembelajar secara alamiah sebagai bagian pengajaran. Disamping itu pengembangan bahasa lebih bersifat holistik dan integratif dan berfokus pada kemampuan berbahasa komunikatif dan fungsional dari pada kemampuan yang terpisah-pisah.

c.       Prinsip-prinsip dalam penilaian portofolio

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di kelas, yaitu sebagai berikut :

1)      Saling mempercayai

Dalam proses penilaian, guru dan siswa harus memiliki rasa saling mempercayai. Mereka harus merasa sebagai pihak yang saling memerlukan dan memiliki semangat untuk saling membantu. Oleh karena itu, mereka harus saling terbuka, sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung dengan baik.

2)      Kerahasiaan berasama

Keberhasilan hasil pengumpulan bahan dan hasil penilaian perlu dijaga dengan baik, tidak disampaikan kepada pihak yang tidak berkepentingan. Pelanggaran terhadap norma ini dapat berdamapak negatif dalam proses pembelajaran selanjutnya, misal : siswa merasa malu pergi ke sekolah kalau hasil penilaiannya kurang baik.

3)      Milik bersama

Guru dan siswa merasa memiliki bersama berkas portofolio. Oleh karena itu, guru dan siswa perlu menyepakati di mana berkas tersebut akan disimpan. Jika ada bahan baru yang ingin dimasukkan, perludisepakati bersama, apakah bahan tersebut penting atau tidak berbagai bahan penilaian.

4)      Kepuasan

Berkas portofolio seyogyanya berisi keterangan-keterangan dan atau bukti-bukti memuaskan bagi guru dan siswa. Berkas portofolio tersebut berisi bukti prestasi cemerlang siswa dari keberhasilan pembinaan guru.

5)      Kesesuaian (relevance)

Bahan yang dikumpulkan adalah bahan yang berhubungan dengan tugas utama. Termasuk didalamnya adalah pekerjaan-pekerjaan antara yang harus dilakukan terlebih dahulu, sebelum mengerjakan hal yang menjadi tugas utama.

d.      Pelaksanaan penilaian

Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan mengadakan pertemuan protofolio dengan setiap siswa. Tujuannya untuk mendiskusikan berbagai hal mengenai penilaian bahan yang mengacu pada kriteria yang telah ditentukan dan dikomunikasikan kepada siswa dengan tahap memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Penilaian bukan hanya dititikberatkan pada hasil pencapaian terakhir, tetapi juga pada proses perkembangan yang dialami dan usaha yang dilakukan oleh siswa.

e.       Hambatan penilaian portofolio

Dalam hal penerapan penilaian portofolio dikelas, dapat terjadi hambatan-hambatan, antara lain sebagai berikut :

1)      Jika guru cenderung hanya memperhatikan pencapaian akhir! Jika hal ini yang terjadi, berarti proses tidak mendapat perhatian sewajarnya. Dengan demikian, para siswa pun akan berorientasi pada pencapaian hasil akhir semata. Siswa akan cenderung melakukan berbagai upaya dan strategi, bahkan mungkin dengan menghalalkan segala cara.

2)      Jika guru dan siswa terjebak dalam suasana hubungan top-down! Jika kondisi itu terwujud, inisiatif dan kreativitas siswa akan hilang. Pada akhirnya siswa hanya menjadi manusia penurut dan mengikuti perintah. Suasana pembelajaran akan tidak bergairah.

Sehubungan dengan hal itu, guru perlu mewaspadai kondisi-kondisi tersebut. Apabila kondisi-kondisi tersebut dapat diwaspadai dan dihindari, penggunaan penilaian portofolio akan bermanfaat sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suau teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997;8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tinjauan utama dari peneltiain tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas di mana gurus eara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.

 

A.    Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

  1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Pragaan tahun pelajaran 2014/2015.

  1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli semester ganjil 2014 / 2015 .

  1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIIA SMP Negeri 1 Pragaan pada pokok bahasan Objek IPA dan Pengamatannya.

 

B.     Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatihan Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahan terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,     2000:3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2000:5) PTK  adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untukmemperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000:5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tidanakan, maka penelitian ini menggunkan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997 : 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meluputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalah. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

  

Pentagon: Putaran I,Pentagon: Putaran 2

Refleksi

 

Tindakan/

Observasi

 

Refleksi

 

 

 

 

 

 


                                                                 

Tindakan /

Observasi

 

                                                                 

Pentagon: Putaran 3

Refleksi

 

Tindakan /

Observasi

 

 

 

 

 

 


Gambar 3.1 Alur PTK

 

Penjelasan alur di atas adalah :

  1. Rancangan / rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencan tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meneliti tindakan yandg dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterakannya metode pembelajaran model discovery.
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
  4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Obeservasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1,2 dan 3 dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu subpokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

 

C.    Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1.      Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2.      Renca Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

 

 

3.      Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses penympulan data hasil eksperimen.

4.      Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a.       Lembar observasi pengolahan pembelajaran thinks pair share, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b.      Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untukmengamati aktivitas siswa dan guru selam proses pembelajaran.

5.      Tes Formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 40.

 

D.    Model Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan pembelajaran thinks pair share, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

 

E.     Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran parlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunkan teknik analilsis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untukmemperoleh respon siswa terhadap kegaiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :

1.      Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Penelitian melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan.

Dengan :  = Nilai rata-rata

                = Jumlah semua nilai siswa

                = Jumlah siswa

2.      Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila di kelas mencapai skor 65% atau nilai 65 dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut

 

 

                                                         BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

Data peneltiain yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran berbasis portofolio dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, realibilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan pembelajaran berbasis portofolio yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dalam meningkatkan prestasi.

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis portofolio.

 

A.    Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi :

 

1.      Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan 40 soal diperoleh 10 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Soal Vlid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

SOAL VALID

SOAL TIDAK VALID

1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40

3, 4, 15, 16, 22, 24, 31, 33, 34, 35

 

2.      Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien relibilitas r11 sebesar 0,684. harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N=13) dengan r (95%) = 0,553. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

3.      Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 40 soal yang diuji terdapat:

-          20 soal mudah

-          15 soal sedang

-          5 soal sukar

  

4.      Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dialakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal  yang berkriteria jelek sebanyak 10 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 8 soal, dan yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

         

B.     Analidi Data Penelitian Persiklus

  1. Siklus I

a.       Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.      Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 Juli 2011 di kelas VIIA dengan jumlah siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencan pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No. Urut

Nilai

Keterangan

T

TT

1

60

 

Ö

2

70

Ö

 

3

70

Ö

 

4

60

 

Ö

5

80

Ö

 

6

80

Ö

 

7

70

Ö

 

8

70

Ö

 

9

60

 

Ö

10

80

Ö

 

11

70

Ö

 

12

70

Ö

 

13

60

 

Ö

Jumlah

900

9

4

Jumlah Skor 900

Jumlah Skor Maksimal Ideal 1300

Rata-Rata Skor Tercapai 69,23

 

Keterangan :

T                                                          : Tuntas

TT                                                        : Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang Tuntas                  : 9

Jumlah Siswa yang belum Tuntas       : 4

Klasikal                                               : Belum Tuntas

 

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No.

Uraian

Hasil Siklus I

1.

2.

3.

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

                 69,23

9

69,23

                        

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,23 dan ketuntasan belajar mencapai 69,23% atau ada 9 siswa dari 13 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, kerena siswa yang memperoleh nilai ³ 65 hanya sebesar 69,23% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio.

  1. Siklus II

a.       Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, LKS, 2 soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.      Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2011 di kelas VIIAdengan jumlah siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No. Urut

Nilai

Keterangan

T

TT

1

90

Ö

 

2

85

Ö

 

3

70

Ö

 

4

60

 

Ö

5

80

Ö

 

6

80

Ö

 

7

70

Ö

 

8

70

Ö

 

9

60

 

Ö

10

80

Ö

 

11

70

Ö

 

12

70

Ö

 

13

60

 

Ö

Jumlah

945

10

3

Jumlah Skor 945

Jumlah Skor Maksimal Ideal 1300

Rata-Rata Skor Tercapai 72,69

 

Keterangan :

T                                                          : Tuntas

TT                                                        : Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang Tuntas                  : 10

Jumlah Siswa yang belum Tuntas       : 3

Klasikal                                               : Belum Tuntas

 

                                  Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No.

Uraian

Hasil Siklus I

1.

2.

3.

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

                 72,69

10

76,92

 

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 72,69 dan ketuntasan belajar mencapai 76,92% atau ada 10 siswa dari 13 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio.

 

  1. Siklus III

a.       Tahap Perencanaan

Pada tahap ini penelitian mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencan pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.      Tahap Kegiatan dan Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus  III dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2011 di kelas VIIAdengan jumlah siswa 13 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar  siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

 

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No. Urut

Nilai

Keterangan

T

TT

1

80

Ö

 

2

85

Ö

 

3

90

Ö

 

4

80

Ö

 

5

80

Ö

 

6

80

Ö

 

7

80

Ö

 

8

90

Ö

 

9

90

Ö

 

10

85

Ö

 

11

65

 

Ö

12

90

Ö

 

13

85

Ö

 

Jumlah

1080

12

1

Jumlah Skor 1080

Jumlah Skor Maksimal Ideal 1300

Rata-Rata Skor Tercapai 83,07

 

Keterangan :

T                                                          : Tuntas

TT                                                        : Tidak Tuntas

Jumlah Siswa yang Tuntas                  : 12

Jumlah Siswa yang belum Tuntas       : 1

Klasikal                                               : Tuntas

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No.

Uraian

Hasil Siklus I

1.

2.

3.

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Persentase ketuntasan belajar

                 83,07

12

92,30

                        

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 83,07 dan dari 13 siswa yang telah tuntas sebanyak 12 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 92,30% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis portofolio sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.

c.       Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran berbasis portofolio. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :

1.      Selama proses mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi presentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

2.      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.

3.      Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4.      Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

 

d.      Refisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran berbasis portofolio dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran berbasis portofolio dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

 

C.    Pembahasan

1.            Ketuntasan Hasil Belajar siswa

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis portofolio memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkatkan dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 69,23%, 76,92%, dan 92,30%. Pada siklus III ketutnasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2.            Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berbasis portofolio dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu apat ditunjukkan dengan meningkatkan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.            Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisi data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Biologi pada pokok bahasan kelangsungan hidup makhluk hidup yang paling diminati adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi data dikatan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran berbasis portofolio dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab dimana prosentase untuk aktifitas di atas cukup besar.

 

BAB V

PENUTUP

 A.    Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.       Pembelajaran berbasis portofolio memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (69,23%), siklus II (76,92%), siklus III (92,30%).

2.       Penerapan metode pembelajaran berbasis portofolio mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran berbasis portofolio sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

 

B.     Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA  lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, meka disampaikan saran sebagai berikut :

1.      Untuk melaksanakan model pembelajaran berbasis portofolio memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran berbasis portofolio dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.      Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3.      Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SMP Negeri 1 Pragaan, tahun pelajaran 2014 / 2015 .

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Berg, Euwe Vd. 1991. Miskonsepsi IPA  dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston : A Liyn dan Bacon.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-Guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh, 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press Universitas Negeri Surabaya.

Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineksa Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.



aaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OK Trims atas kunjungan anda